Sastra Jepang. Kesannya serem ya kalo udah masuk ke jurusan yang berbau-bau ‘sastra’. Yang muncul di benak kalian pasti anak sastra itu harus puitis, harus bisa menciptakan kata-kata indah. Padahal kadang ngomong aja masih belepotan.
Japan Foundation bekerja sama dengan beberapa universitas di wilayah Jabodetabek pernah melalukan survei mengenai lulusan program studi bahasa Jepang di wilayah Jabodetabek saja di mulai pada bulan November 2007 sampai dengan bulan Januari 2009. Lulusan bahasa Jepang sebanyak 21,6% bekerja di bidang pendidikan, dan kurang lebih 26,7% bekerja di industri otomotif dan elektronik, sisanya adalah perusahaan-perusahaan lainnya yang tersebar merata, baik perusahaan Jepang ataupun bukan. Selain itu bentuk pekerjaan dari para lulusan tersebut dari survei dapat diihat bahwa sebanyak 16,6% merupakan pengajar, sekertaris sebanyak 13%, penerjemah ataupun interpreter sebanyak 11,9% dan yang paling banyak pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai administrasi umum sebanyak 25%. (Eris, 2012)
Beberapa PTN yang mempunyai prodi sastra Jepang : UNDIP, UI, UNPAD, UGM, UNNES, UNESA, UB, UNSOED, UNAIR, dan lain lain.
Di Jurusan ini kamu bisa belajar sekaligus mengenal plus memperdalam pengetahuan kamu tentang Negara Jepang. Biasanya di tahun kedua (semester 3 atau 4) kamu akan diarahkan ke dua bidang peminatan, sastra atau linguistik. Kalau kamu pernah les atau mengikuti kelas bahasa Jepang waktu SMA, Jurusan ini mungkin bisa kamu jadikan pilihan. Gimana kalo suka Jepang tapi sama sekali belum pernah belajar sebelumnya? Jangan khawatir, di awal tahun pertama perkuliahan, akan ada orientasi untuk melancarkan para mahasiswa dalam membaca huruf hiragana dan katakana.
Lulus dari jurusan ini, diharapkan kamu menjadi superterampil dalam berbahasa Jepang. Selain itu, kamu juga akan mempunyai wawasan yang berkaitan dengan kebudayaan dari bahasa Jepang yang kamu pelajari. Prospek kerja yang bisa kamu geluti nantinya meliputi, guru bahasa asing, penerjemah (lisan maupun tulisan di perusahaan Jepang, Biro Penerjemah, institusi Negara atau di penerbit), tour guide, dan juga staf dikantor kedutaan besar.
Satu lagi nih, orang yang masuk di sastra Jepang tidak hanya menjadi terampil berbahasa Jepang tapi juga akan lebih menghargai budaya negeri sendiri, Indonesia. Sampai bertemu di prodi Sastra Jepang para calon ahli Bahasa. Yoroshiku !
Review oleh:
@thepostman24
Mahasiswa S1 Sastra Jepang Angkatan 2012
Universitas Diponegoro